Selasa, 29 September 2009

Metode Belajar Aktif

Metode Belajar aktif
Metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM (pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak didik. Alih-alih membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Dulu saya pernah mendengar sebuah lelucon mengenai metode belajar aktif di sekolah dasar. Saya tidak ingat detailnya tetapi yang saya ingat dengan baik adalah dalam metode belajar aktif yang terjadi adalah guru bermalas-malasan, sedangkan yang aktif justru muridnya. Murid diminta untuk mencatat, menyalin dan dibebani banyak sekali pekerjaan rumah. Dengan demikian ada kesalahan dalam menerjemahkan pendekatan pembelajaran. Tidak mungkin tercapai nuansa PAKEM apabila siswa dalam hal ini malah terbebani sedangkan guru juga tidak tentu arah dalam melaksanakan dan merencanakan pembelajaran dikelas.

Cara belajar siswa aktif adalah merupakan tantangan selanjutnya bagi para pendidik. Sebab ruh dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang penting.

Guru sebagai pihak yang;

* merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas.
* membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
* membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
* Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang
* Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik)
* Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa (penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek
* Membuat portfolio pekerjaan siswa.

Siswa menjadi pihak yang;

* menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
* melakukan riset sederhana
* mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
* memecahkan masalah (problem solving),
* belajar mengatur waktu dengan baik,
* melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok (belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)
* mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
* Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke lapangan, mendengarkan guest speaker)
* Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok.

Jumat, 04 September 2009

Matematika Asyik: Metode Pembelajaran

Matematika Asyik: Metode Pembelajaran
Lesson Study versus Team Teaching
Upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran, merupakan tugas dan tanggung jawab yang pokok bagi seorang guru. Tuntutan untuk meningkatkan profesionalisme bagi guru bukan saja sekedar memenuhi amanat perundangan tetapi merupakan bagian yang terpenting dalam mengembangkan idealisme dan profesionalisme. Ada atau tidak adanya undang-undang yang mengatur tentang kinerja, seyogianya guru tetap berusaha meningkatkan kinerjanya sebagai tanggung jawab moral, tidak saja di depan Mahkamah Tuhan, tetapi juga ditanggungjawaban dihadapan manusia yang telah meletakkan harapan dipundaknya.

Salah satu bukti bahwa guru berorientasi pada peningkatan kinerja adalah dengan senantiasa mencari solusi bagi persoalan pembelajaran. Upaya-upaya mengkaji dan menemukan model, startegi dan pendekatan pembelajaran, menjadi sebuah keharusan, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang senantiasa diwarnai dinamika dan perubahan. Tentu saja tidak semua guru memiliki kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru atau membuat inovasi dalam pembelajaran, namun paling tidak ia berupaya untuk mencoba mengimplementasikan model-model baru yang tentu saja telah melalui berbagai kajian dan telah dibuktikan keunggulannya.

Seiring dengan berkembangnya sistem pendidikan dan besarnya tuntutan terhadap peningkatan mutu pembelajaran, tidak sedikit guru yang masih betah menggunakan strategi pembelajaran konvensional dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Hal ini bisa dilihat ketika proses pembelajaran masih dilakukan secara soliter (individual). Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan bahkan sampai kepada evaluasi, hanya dilakukan oleh dirinya sendiri. Sehingga strategi konvensional itu kerap masih dominan dilakukan. Padahal, dalam konteks kurikulum pendidikan di Indonesia kini yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tuntutan untuk lebih inovatif dan kreatif menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Di lain pihak, kondisi siswa yang heterogen merupakan faktor yang mempengaruhi pembelajaran, ditambah lagi dengan persoalan ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, mengakibatkan guru tidak mungkin bisa menangani siswa secara intensif. Apalagi guru bukanlah orang yang serba tahu tentang segala hal dan guru, sebagai manusia, tak luput dari kekurangan. Untuk itulah ia membutuhkan sosok lain yang bisa diajak kerja sama dalam menghadapi berbagai persoalan yang menyangkut peningkatan mutu pembelajaran.

Dewasa ini, telah dikembangkan salah satu straregi untuk mengatasi persoalan di atas, yaitu dengan istilah Team Teaching (pengajaran beregu). Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa Team teaching adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.

Keunggulan Team TeachingStrategi pembelajaran Team Teaching dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang menyangkut pembelajaran. Keunggulan dari penerapan Team Teaching diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Team Teaching, diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.
2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Team-teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi faktual di kelas.
4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman (senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang baru dalam menjalankan tugasnya.
5. Team Teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki ratio jumlah guru dengan siswanya yang tidak seimbang.

Tentu saja Team Teaching selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, pada dasarnya merupakan upaya untuk meningktakan mutu pembelajaran dan menciptakan budaya sekolah yang kondusif bagi pengembangan semua aspek yang terkait dengan mutu pendidikan.

Pola dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Team Teaching
Pelaksanaan Team Teaching dapat dilakukan melalui berberapa pola antara lain:

1. Beberapa guru mengajarkan mata pelajaran sama, di kelas berbeda-beda. Dalam proses perencanaan , materi, bahan ajar, atau hand out dapat disusun bersama-sama, walau penyajian dan evaluasi dilakukan masing-masing
2. Setiap guru melakukan perencanaan, menentukan materi, penyajian, dan evaluasi masing-masing, tetapi pada saat evaluasi dilaksanakan secara bersama-sama.
3. Satu mata pelajaran dapat diajarkan oleh lebih dari seorang guru secara bersama-sama, mulai perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran, seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, guru yang lain membantu menyiapkan media pembelajaran, membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual. Anggota team teaching dapat pula secara bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi dan tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim.

Adapun langkah pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Menyusun Perencanaan Pembelajaran secara Bersama, sehingga setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi perencanaan itu dan sistem evaluasi yang akan dilakukan.
2. Menyusun metode pembelajaran secara bersama, sehingga diharapkan setiap anggota tim mengetahui alur proses pembelajaran dan mengetahui tujuan serta arah pembelajaran.
3. Membedah dan mendiskusikan materi dan isi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, agar setiap anggota tim dapat saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada pada diri masing-masing. Selain itu juga, anggota tim dapat memprediksi berbagai kemungkinan kesulitan siswa.
4. Membagi Peran dan Tanggung Jawab masing-masing anggota tim, agar dalam proses pembelajaran di dalam kelas, masing-masing mengetahui peran dan tugasnya dan dapat saling membantu dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Apabila telah selesai dalam melaksanakan pembelajaran, semua anggota tim dapat duduk bersama untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat merumuskan perbaikan-perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

Bila dikaitkan dengan kegiatan Lesson Study yang belakangan ini dikembangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, maka Team Teaching ini merupakan salah satu implementasi pelaksanan Lesson Study, yang mendasarkan kegiatannya pada prinsip kolegialitas (kebersamaan) dan kolaborasi (kemitraan).

Jumat, 28 Agustus 2009

Metode Pembelajaran

Lesson Study

Lesson Study merupakan salah satu metode mengajar agar pembelajaran menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama- sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.

Senin, 10 Agustus 2009

Pedagang telur


Suatu pagi, seorang pedagang telur mengalami kecelakaan. telur - telur yang dibawanya jatuh dan pecah. Pedagang itu ingin mengetahui berapa kerugian yang dideritanya namun ia lupa berapa jumlah telur yang ia bawa sebelumnya, yang ia ingat hanyalah pada waktu ia menghitung dua - dua ia mendapatkan sisa 1 telur, pada waktu dia menghitung tiga - tiga ia mendapatkan sisa 1 telur, ketika dia menghitung dengan empat - empat ia mendapat sisa 1 telur, ketika dia menghitung dengan lima - lima ia mendapatkan sisa 1 telur, ketika pedagang tersebut menghitung dengan enam - enam dia mendapatkan sisa 1 telur juga, dan akhirnya ketika dia menghitung tujuh - tujuh dia tidak mendapatkan sisa.

Coba bantulah pedagang telur tersebut untuk menentukan berapa jumlah telur yang ia bawa sebelum kecelakaan. Thanks for your answer.

Selasa, 28 Juli 2009


belajar matematika dengan alat peraga membuat siswa menjadi lebih tertarik dan dapat diingat anak dengan mudah.
ketika anak menemukan dan melakukan sendiri, jauh lebih bermakna pada diri siswa daripada materi tersebut diberikan atau dituang kepada siswa kita.